Bumbu kebanggaan Batak ini, ternyata menyebar loh, di dunia. Bahkan
di Indonesia, andaliman juga dikenal oleh suku Sunda. Sunda yang
seleranya juga beti dengan selera Batak, alias sama-sama hobby
pedas, ikut menyediakan posisi khusus kepada Andaliman, meski
Andaliman-nya sendiri lebih sering diperkenalkan sebagai Merica Batak.
Meski tidak sepedas cabai dan lada, andaliman ini mampu memberi sensasi mati rasa dan kelu di lidah, alias membuat lidah keriting karena rasa dan aromanya yang unik. Quite hot and spicy kalau om Google bilang. Di kalangan gerobak, andaliman ini dikenal sebagai bumbu untuk arsik, saksang, dan sambal natinombur.
Merica Batak ini ternyata bukan menjadi milik Batak dan Sunda semata. Bahkan, masyarakat dunia turut mengonsumsinya. Negara-negara di Asia, seperti Thailand, Nepal, India, China, Jepang, Korea, Tibet, dan Bhutan juga mengenal buah ini. Dikenal sebagai Sichuan pepper di Amerika, merica Batak ini bisa diperoleh pula di asian food store bagi gerobak yang tinggal di negeri orang dan sedang ngidam masakan kampung.
Intir-intir bernama biologi Genus Zanthoxylum ini bahkan punya puluhan variasi yang tergantung pada situasi alam habitatnya. Namun, sekalipun Afrika merupakan salah satu habitat andaliman, mereka belum membubuhi masakan mereka dengan andaliman.
Tak hanya rasa-nya yang getir, andaliman ini juga bisa menjadi antioksidan bagi tubuh karena mengandung vitamin C dan E yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Bahkan bila diekstraksi secara sokhlet, bisa meningkatkan jumlah sel limfosit hidup dan menurunkan jumlah radikal bebas. Dibalik itu semua, ternyata andaliman masih memiliki banyak manfaat yang lain, termasuk menghambat pertumbuhan 9 mikroba yang bisa marusak bahan pangan. Dan, hasil riset membuktikan, bahwa makanan yang dibubuhi andaliman akan lebih awet.
Buahnya yang bulat dan kecil ini, berwarna hijau jika masih muda, merah untuk warna tua, dan hitam untuk kering. Bila dikeringkan akan beraroma seperti lemon, dan ya, tentu berubah warna. Tentu saja, aroma dan warna andalima segar lebih kuat dibandingkan yang sudah dikeringkan.
Intinya, andaliman yang ada di balik sambal tinombur-nya orang Batak itu, sesuatu ya..
Meski tidak sepedas cabai dan lada, andaliman ini mampu memberi sensasi mati rasa dan kelu di lidah, alias membuat lidah keriting karena rasa dan aromanya yang unik. Quite hot and spicy kalau om Google bilang. Di kalangan gerobak, andaliman ini dikenal sebagai bumbu untuk arsik, saksang, dan sambal natinombur.
Merica Batak ini ternyata bukan menjadi milik Batak dan Sunda semata. Bahkan, masyarakat dunia turut mengonsumsinya. Negara-negara di Asia, seperti Thailand, Nepal, India, China, Jepang, Korea, Tibet, dan Bhutan juga mengenal buah ini. Dikenal sebagai Sichuan pepper di Amerika, merica Batak ini bisa diperoleh pula di asian food store bagi gerobak yang tinggal di negeri orang dan sedang ngidam masakan kampung.
Intir-intir bernama biologi Genus Zanthoxylum ini bahkan punya puluhan variasi yang tergantung pada situasi alam habitatnya. Namun, sekalipun Afrika merupakan salah satu habitat andaliman, mereka belum membubuhi masakan mereka dengan andaliman.
Tak hanya rasa-nya yang getir, andaliman ini juga bisa menjadi antioksidan bagi tubuh karena mengandung vitamin C dan E yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Bahkan bila diekstraksi secara sokhlet, bisa meningkatkan jumlah sel limfosit hidup dan menurunkan jumlah radikal bebas. Dibalik itu semua, ternyata andaliman masih memiliki banyak manfaat yang lain, termasuk menghambat pertumbuhan 9 mikroba yang bisa marusak bahan pangan. Dan, hasil riset membuktikan, bahwa makanan yang dibubuhi andaliman akan lebih awet.
Buahnya yang bulat dan kecil ini, berwarna hijau jika masih muda, merah untuk warna tua, dan hitam untuk kering. Bila dikeringkan akan beraroma seperti lemon, dan ya, tentu berubah warna. Tentu saja, aroma dan warna andalima segar lebih kuat dibandingkan yang sudah dikeringkan.
Intinya, andaliman yang ada di balik sambal tinombur-nya orang Batak itu, sesuatu ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar